Libur panjang telah
selesai, waktunya saya kembali bersekolah.saat itu saya masih kelas 3 SD.
Seperti biasanya, sebelum masuk sekolah saya mempersiapkan semua perlengkapan
sekolah, mulai dari pakaian sekolah, buku, alat tulis, dan lain-lain. Begitu
juga dengan Paman saya yang kebetulan tinggal serumah dengan kami, yang baru pulang kemarin dari kampung halaman. Dia
juga mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan saat kuliah. Keesokan harinya,tepatnya
hari Minggu saya diajak jalan-jalan oleh Paman ke pantai Bunda. “Bernat, bawa
baju renangmu-ya?, karna kita akan berenang disana nanti” kata Paman. “Ok, Paman”
jawabku. Sesampainya di pantai Bunda, saya dan Paman duduk di pondok yang berada di dekat parkir sepeda motor. “Paman,
kenapa ngak berenang kita lagi, udah ngak sabar mau berenag”kataku. “tunggu, sebentar
lagi kita akan berenang”. Sekitar 30 menit, aku dan Paman hanya duduk saja di
pondok itu. Seakan-akan kami tidak tahu apa yang kami lakukan, disana-sini
orang-orang melihat kami tidak jelas. Kami juga tidak memesan makanan atau
minuman, maklumlah kami berdua tidak punya uang untuk membeli semua itu. Aku hanya
termenung dan diam terus, sedangkan Paman sibuk melihat tempat parkir. Entahlah
siapa yang dia tunggu sampai lama sekali.
Tak lama kemudian seorang perempuan mendekat
kearah kami. “Paman, siapa perempuan itu? , sepertinya dia menuju kesini”
kataku. “tenang aja, dia itu kenalan Paman” jawab Paman. “jadi , dari tadi Paman
menunggu dia sampai lama begitu, ini sudah hampir malam ” balasku. “iya,
soalnya ada yang mau saya sampaikan kepadanya”jawab Paman dengan wajah
tersenyum. Beberapa menit setelah mereka selesai berbicara, aku dan Paman
berenang juga. Sedangkan perempuan kenalan Paman tadi langsung pulang.
Sedikitnya aku kesal kepada Paman, masa hanya bicara beberapa menit saja kita harus menunggu
sampai setengah jam, seperti yang tidak ada kerjaan aja. Sekitar pukul 06.00
sore, aku dan Paman pulang kerumah dengan hati yang senang, dimana aku bisa
berenang dan Paman bisa bicara dengan kenalannya. “Paman, apa yang kalian
bicarakan tadi?” tanyaku. “rahasialah”jawab Paman. “Paman, tadi kalian hanya
bicara beberapa menit saja, padahal kita menunggu sampai setengah jam”kataku.
“sebenarnya, masih banyak hal penting yang kami bicarakan tapi, dia tidak punya waktu untuk bicara lama karna
ada yang buru-buru dia kerjakan” jawab Paman. “jadi, gimana itu” tanyaku lagi.
“yah, nanti malam kami lanjutkan bicaranya melalui Handphone”jawab Paman lagi.
Biasanya, Paman berkomunikasi melalui Hp pukul
11.00 malam sampai larut malam. Supaya tidak ada yang menggangu dan terasa
lebih tenang untuk berkomunikasi. Tak terasa kami sudah sampai dirumah.
“Bernat, darimana aja kamu”?, tanya ibu. “Dari jalan-jalan dengan Paman di
pantai Bunda”jawabku.”oh..., udah pergi mandi sana, kemudian kamu makan habis
itu”suruh ibu. Aku dan Paman pun mandi, kemudian makan bersama. Setelah itu,
aku belajar dan mempersipkan roster untuk besok. Baru jam 09.00 malam, Paman
sudah tidur terlelap mungkin capek karna sudah berenang tadi. Padahal, dia tadi
mengatakan kalau mereka berbicara melalui hp nanti malam. Aku juga takut
mengingatkannya karna dia sudah tidur terlelap. Jam telah menunjukan pukul
10.00 malam, aku pun tidur disamping Paman yang kebetulan kami juga satu kamar.
Akan tetapi, sudah jam 11.00 akupun belum bisa tidur, entah kenapa malam itu
juga terasa panas sekali. Seakan-akan matahari muncul pada malam hari. Akupun
menghidupkan AC, akan tetapi aku juga belum bisa tidur. Tiba-tiba, handphone Paman
bergetar dan ada muncul suara perempuan “sayang angkat dong telponnya sayang,
kok kamu ngak mau angkat telpon sih. Please dong, yank, kok kami gitu sih
amaku,kamu marah-ya samaku...?, angkat dong sayang”. Saat itu pun aku terkejut,
“ya, Tuhan gimana ini” kata hatiku. Kalau aku membangunkan Paman, pasti
tidurnya yang nyenyak akan terganggu. “lebih baik aku biarin saja” kataku
dengan suara kecil. “Tapi, bagaimana dengan perempuan itu, apa aku biarin saja
dia ngomong tanpa dibalas”kata hatiku. Sejak suara itu muncul, aku jadi tidak bisa
tidur. mungkin hal ini disebabkan karna
aku takut dengan suara perempuan itu.
Keesokan harinya,
pagi-pagi sekali aku langsung memberitahukan Paman tentang kejadian malam itu.
“Paman, tadi malam ada perempuan yang menghubungi di Hp, dia mengatakan kalau
dia ingin sekali berbicara dengan Paman tapi Paman sudah tidur terlelap dan
tidak mendengar suara itu”kataku. “iya, tapi kenapa kamu tidak membangunkan Paman”balas
Paman. “ya, aku takut menganggu tidur Paman, emangnya kenapa”? tanyaku. “ngak
apa-apa sih, Cuman, perempuan itu pasti
kesal karna tidak ada yang menjawab panggilannya” kata Paman. Jujur, suara
perempuan yang keluar dari Hp itu kemarin malam membuat saya takut dan
penasaran. Aku heran, kenapa perempuan
itu bisa berbicara di Hp tanpa disentuh sedikit pun. Rasa keingintahuan
mulai muncul dalam diriku. Akan tetapi, Paman menganggap hal itu biasa-biasa
aja. Jam 07.00 tepat, aku sudah siap berangkat kesekolah yang jauhnya sekitar
500 m dari rumah. “Bernat, ini bekalmu disekolah nanti dan hati-hati di jalan ”
kata ibu mengingatkan saya. “iya, Bu..., aku pamit dulu ya, Bu?” jawabku. Karna
sekolah tidak jauh dari rumah jadi, saya jalan kaki saja.
Di perjalanan pun, aku
masih dihantui oleh suara perempuan yang keluar dari Hp Paman. Dari kejauhan
muncul teman saya yang sangat akrab sekali denganku. “hai, Bernat...!!!, tunggu
aku”kata temanku Fendi. “iya, Fen..., cepat!” balasku. “gimana kabarmu Bernat?”
tanya Fendi. “baik, sehat selalu sama seperti kamu”jawabku. “bagaimana hari
liburmu, menyenangkan, sedih, atau apa”? tanyanya lagi. “kalau hari liburku
sih, menyenangkan. Cuman kemarin malam ada sedikit masalah yang terjadi”
jawabku. “ah, kamu Bernat takut-takutin kita aja” balas Fendi dengan wajah
pucat. “bukan setan Fendi..?” jawabku dengan santai. “lalu apa”? tanya Fendi
dengan penuh penasaran. Akhirnya, kuceritakan semua kejadian yang kualami
kemarin malam tentang suara perempuan yang keluar dari Hp Paman. “kalau begitu
Bernat, suara perempuan itu bukan dari Hp Pamanmu” kata Fendi setelah mendengar
semua ceritaku. “iya, sih?, cuman
kemarin malam... jelas-jelas saya melihat suara itu berasal dari Hp Paman”jawabku.
“mungkin, itu penglihatan kamu aja Bernat, coba pahami kata-katanya. Dia
berusaha untuk membuat Paman kamu mengangkat Hp dan meminta maaf. Mungkin aja
mereka sedang bertengkar atau punya masalah yang belum mereka selesaikan semasa
mereka bertemu di dunia” kata Fendi yang
berusaha menyakinkan saya. “maksumu, perempuan yang sudah meniggal dan
mempunyai masalah dengan Paman saya, lalu perempuan itu beruasaha untuk damai
dengan cara apapun, walaupun sudah meninggal” kataku. “iya, mungkin saja
perempuan itu mantan pacar Pamanmu atau teman dulu” kata Fendi lagi. Tak
terasa, Kami sudah sampai di sekolah, sehingga kami berpisah menuju kelas
masing-masing. Kebetulan kelas kami bersebelahan. “Bernat, nanti kita lanjutkan
cerita kita-ya. Karna aku yang membersihkan kelas hari ini” kata Fendi. “iya,
nanti kalau pulang sekolah kita melanjutkan cerita kita”jawabku.
Bel pulang sekolah pun
berbunyi. Aku dan Fendi pulang bersama waktu itu. Kami pun melanjutkan cerita
tentang suara perempuan yang keluar dari
Hp Paman saya. “Bernat, kalau masih belum percaya akan suara itu timbul
darimana, maka ada ideku”kata Fendi. “apa” tanyaku. “nanti malam, kamu
perhatikan Hp Pamanmu sekalian juga Pamanmu. Supaya terungkap apa yang
sebenarnya terjadi”saran Fendi. “iya, benar juga itu” jawabku sedikit tertawa.
Seperti biasanya, pada
pukul 08.00 malam, saya belajar dan mempersipakan roster pelajaran besok.
Kebetulan, tidak ada tugas yang kukerjakan malam itu. Jadi, aku bisa mengawasi Paman
beserta Hpnya, sesuai dengan yang dibilang temanku Fendi. Bisa dikatakan,
dimana ada Paman disitu aku ada. Malam itu juga, Paman tidak kemana-kemana.
Setelah makan malam dia langsung menuju kamar dan membaca novel. “Paman,
bagaimana dengan perempuan yang menghubungi waktu kemarin malam” tanyaku.
“ngak, biasa-biasa aja. Dia tidak marah juga samaku karna tidak menjawab
panggilannya” jawab Paman dengan santai. Rasa penasaran saya pun mulai
meningkat. Aku tidak tahu kenapa Paman tidak takut dengan suara perempuan itu.
Malahan, dia sangat santai sekali dan tidak peduli dengan kejadian itu. Bahkan
dia bercerita kalau perempuan yang bicara di pantai Bunda itu, telah menjadi
pacarnya sekarang. Tentu saja, hal ini membuat saya bingung sendiri. Bahkan,
orang yang menghubungi Paman kemarin malam itu adalah pacarnya sekarang. Aku
mulai berpikir tentang hal itu, bagaimana bisa orang yang sudah meninggal dan
hidup kembali. Sulit dipercaya. Aku berusaha tenang dan berpikir secara logis,
mana mungkin hal itu bisa terjadi.
Jam 10.00 malam Paman
sudah mulai tidur, sedangkan saya masih memikirkan dan berusaha mencari kebenarannya. Aku pun duduk disamping Paman
yang sudah tertidur dan arah mata yang selalu tertuju pada Hp Paman. Setengah
jam kemudian, tiba-tiba Hp Paman bergetar dan mengeluarkan suara yang sama
yaitu suara perempuan “sayang angkat dong telponnya sayang, kok kamu ngak mau
angkat telpon sih. Please dong, yank, kok kami gitu sih amaku,kamu marah-ya
samaku...?, angkat dong sayang”. Suasana semakin tegang. Keringat saya mulai
memandikan saya, rasa takut mulai muncul dalam diriku, tetapi aku berusaha
memberanikan diri untuk melihat dan menyakinkan bahwa suara itu berasal dari Hp
Paman. Dan ternyata benar juga, suara itu muncul dari Hp Paman dan saya melihat nama seorang perempuan di
layar kaca Hp “Linda, memanggil”. Tak lama kemudian, Hp Paman berhenti bergetar
dan bersuara. Di dalam otak muncul pertanyaan yang beribu-beribu dan tidak ada
yang terjawab satu pun. Saat itu, aku tidak tahu apa yang kuperbuat selain
berkata “ya, Tuhan...., tolong lindungi saya”amin.
Akan tetapi, Hp Paman kembali
bergetar dan bersuara yang sama. Rasa takut mulai memenuhi diriku, seakan-akan
aku berada di tengah-tengah para singa yang sudah siap menerkam. Karna tidak
ada lagi yang bisa kuperbuat, aku pun memberanikan diri membangunkan Paman. “Paman,Paman!
Bangun!”teriakku. “kenapa, Bernat, ada apa?” jawab Paman yang sedikit panik.
“itu, Paman” kataku dengan suara yang gemetar. “apa, Bernat” jawab Paman dengan
tenang. “Hp Paman” jawabku sambil menunjuk Hp Paman. “kenapa sih, Bernat? Ngak
apa-apa kok. Emangnya apa yang takut kamu di Hp Paman” kata Paman yang berusaha
menenangkan saya. “itu, suara perempuan yang berasal dari Hp Paman” jawabku
dengan penuh ketakutan. “alah, kamu ini Bernat membuat kaget saja, tenang
dulu?” kata Paman lagi. “iya” jawabku. Saat itu, Aku mengambil napas
dalam-dalam dan berusaha untuk menenangkan diri. “memang begitu suara Hp Paman”
kata Paman dengan tenang. “maksudnya, Paman” tanyaku dengan suara yang masih
gemetar. “waduh? begini Bernat, suara perempuan
itu memang suara yang berasal dari Hp Paman. Suara itu muncul hanya pada
saat ada orang yang memanggil atau mengghubungi Hp Paman. Atau supaya lebih
mengerti, suara perempuan itu merupakan nada dering Hp Paman” kata Paman yang
mencoba menjelaskan. “tapi, kok seperti itu suara nada deringnya, ngak seperti
biasanya di Hp yang lain” tanyaku lagi. “iya, memang benar. Suara itu merupakan
suara yang di edit dan digunakan sebagai nada dering untuk Hp” jawab Paman sedikit
tersenyum. “aduh, itu asal suara itu-ya?, Tapi kata teman tadi, suara itu
merupakan suara dari setan. Sehingga membuat saya menjadi takut dan ingin tahu
darimana asal suara itu” jawabku dengan malu. Saat itu, Paman tertawa
terbahak-terbahak mendengar jawaban saya. untuk menghilangkan rasa malu, aku
juga ikut tertawa pada malam itu. “emangnya,
kenapa kamu sampai takut begitu mendengar suara perempuan di Hp Paman?”
tanya Paman sambil tertawa. Aku pun bercerita dari awal saya mendengar suara
itu sampai akhirnya membuat saya menjadi takut sekali. “makanya, dari awal kamu
tanya sama Paman, supaya kamu tahu yang sebenarnya. Bukan seperti yang
dikatakan temanmu” kata Paman. “iya, Paman” balasku dengan perasaan yang
tenang. Sepertinya malam itu, merupakan malam yang sangat berkesan di dalam
hatiku dan Perasaan malu itu, tidak bisa
dihindari lagi. Akan tetapi, dengan kejadian itu membuat saya tidur nyenyak dan
bahagia sekali setelah mendengar semua kebenarannya.
Keesokan harinya di
sekolah, aku berjumpa dengan teman saya Fendi yang membuat ide kepadaku. “hei
Bernat, bagaimana dengan penelitianmu terhadap Hp Paman sekaligus Pamanmu. “waduh,
sudah jauh sekali dari dugaan kita terhadap suara perempuan yang muncul dari Hp
Pamanku dengan kejadian yang sebenarnya. “iya, ya?”kata Fendi sedikit
tersenyum.Aku pun menceritakan kejadian yang sebenarnya tentang suara perempuan
yang muncul dari Hp Paman dan jauh sekali dari yang kami duga sebelumnya.
Setelah selasai bercerita, kami berdua tertawa terbahak-terbahak akan semua
dugaan dan tindakan yang kami lakukan
terhadap suara perempuan yang muncul dari Hp Paman saya. Sungguh tindakan yang
tidak bermanfaat sedikit pun. Walaupun begitu, setidaknya sekarang aku mengerti
yang nama nada dering hp yang sudah di
edit.
BERNAT VERNANDO WARUWU
XI IPA 1
Web/Blog : ...
KOMENTARI "SUARA MISTERIUS"
0 komentar:
Posting Komentar